Saya berada di tengah-tengah jembatan Ampera, nyaris benar-benar di tengah, meja saya berada setengah meter di timur garis marka tengah jalan dan terletak di antara dua menara jembatan Ampera, menarik, karena saya biasanya 5 kali sehari duduk di antara dua sujud dan hari ini saya duduk di antara dua menara.
Saya melihat di sekitar saya ada banyak orang, ada yang berjalan berdesak-desakkan, ada yang berdiri berdesak-desakkan, ada yang duduk berdesak-desakkan, benar-benar pagi yang penuh sesak. Dan orang-orang sebanyak ini sepagi ini berkumpul di satu tempat yang sama karena satu hal, hendak menyaksikan Gerhana Matahari Total sambil sarapan di atas jembatan Ampera.
Gerhana Matahari Totalnya sendiri baru akan terjadi kembali di Palembang 375 tahun lagi, ditambah dengan sarapan di atas jembatan Ampera yang baru pertama kali terjadi sejak jembatan Ampera dibangun, kombinasi keduanya, Gerhana Matahari Total dan Sarapan di Jembatan Ampera akan menghasilkan kejadian yang sangat langka dan terjadi hanya 1334 tahun sekali, sehingga bisa dimaklumi bila hasrat warga Palembang sangatlah besar untuk menjadi bagian sejarah dari kejadian super langka ini. Dan bagi kalian yang berhasil datang tadi, selamat, kalian telah menjadi bagian dari sejarah, anda layak bangga.
Acara super langka ini berlangsung seru, saya melihat wajah-wajah senang, wajah-wajah bahagia, wajah-wajah memelas… saat memohon voucher Makan VIP. Suara orang riuh rendah, banyak hal dibicarakan, semuanya penuh harapan dan kebahagiaan… dan sedikit penyesalan, karena kacamata gerhana yang telah dibeli ketinggalan.
Banyak orang yang membawa gawai pintar mereka mengarahkannya ke posisi langit tempat gerhana terjadi, ada juga drone yang berterbangan, malah salah satunya dengan membawa bendera Indonesia, sementara di tempat yang lebih tinggi, ada helicopter, saya yakin mereka yang berada di helicopter mendapatkan pemandangan yang lebih spektakuler, saya iri.
Lalu acara utama selesai, seperti hajatan pernikahan, setelah ijab Kabul ada makan-makan, dan di atas Ampera, pesta baru saja dimulai!
Dimulai dengan selfie, groufie/wefie, dan bincang sana-sini, terasa sekali bila semua orang menikmati momen ini… dan saya mulai terharu.
Setelah memuaskan hasrat aktualisasi diri, saatnya memuaskan hasrat perut yang belum terisi, dan orang-orang mulai memadati tempat-tempat yang menyediakan makanan, ada foodtruck yang menjajakan berbagai ragam makanan nasional dan internasional, ada juga penjaja makanan keliling yang menjajakan makanan tradisional, yang tidak ada adalah Jaja Miharja yang menjajakan miharja.
Sesuatu yang menarik adalah foodtruck. Warga Palembang sudah terbiasa dengan makanan yang dijajakan di atas sepeda, motor, dan mobil, tapi baru kali ini mereka melihat di kota mereka sendiri ada makanan yang dijajakan dari atas truk, saya memperhatikan sejak dari atas Ampera sampai di pelataran BKB (Benteng Kuto Beibeh) banyak warga yang mengerumuni foodtruck, menjajal berbagai makanan yang ditawarkan, dan sejauh yang saya perhatikan dari senyum di wajah mereka, mereka semua nampak puas… dan lagi-lagi saya terharu.
Saya sempat bertemu dengan tiga teman lama saya selama Gerhana Matahari Total berlangsung, tentu saja menjadi reuni dadakan yang menyenangkan, karena tidak direncanakan tapi terjadi, karena sebenarnya saya merencanakan bertemu dengan teman-teman lain yang malah tidak bertemu, dan saat saya berusaha mencari mereka, saya malah bertemu naga, hendak saya sapa tapi nanti dia gak kenal dan saya malu, jadi saya foto saja.
Menjelang pukul 10:00 WIB, Jembatan Ampera kembali dibuka, kendaraan bermotor kembali lalu lalang, petugas kebersihan menyapu jalan, panitia membereskan peralatan, dan saya melangkah sambil memperhatikan, dua jam yang lalu di tempat ini saya melihat antusiasme luarbiasa warga Palembang, mungkin karena Gerhananya, mungkin juga karena bisa jalan-jalan dan sarapan di atas jembatan, tapi yang lebih dalam, ada kebutuhan untuk hiburan, bukan sekedar acara music, tapi sesuatu yang unik sekaligus menarik, yang memancing rasa ingin tahu, yang juga mampu memuaskan hasrat menampilkan diri, sesuatu yang sedang kekinian.
Saya melihat warga berjalan kaki dari pasar induk Jakabaring, dari sekitar kampus Bina Darma, dari sekitar Tugu KB, semuanya menuju kearah jembatan Ampera, antusiasme luarbiasa.
Nampaknya warga Palembang sudah bisa menerima tawaran untuk melancong, untuk pelesiran, berjalan-jalan, asalkan yang produk yang ditawarkan jelas dan bisa dinikmati.
Ini pertanda baik bagi geliat pertumbuhan wisata di kota Palembang dan saya doakan semoga perkembangannya terus positif.
Dan saya sekarang terharu sambil senyum, jika dikelola dengan benar, Palembang sedang menyaksikan kemunculan kekuatan ekonomi baru, ekonomi wisata, ekonomi yang minim modal tapi menghasilkan laba maksimal dan menjanjikan banyak lapangan kerja, sesuatu yang sangat dibutuhkan saat perekonomian berbasis hasil bumi sedang lesu.
Semoga berhasil Palembang!
Doaku menyertaimu!
*hi five*
Saya kita gak jumpa di sana. Suka hasil fotomu. Tajam dan terang. Jadi udah cicip makanan di food trucknya?