Dan saya menghadiri sebuah pertemuan penting di sebuah hotel berbintang di sebuah kota yang bersejarah, sebuah pertemuan yang membahas mengenai bagaimana mengelola pertemuan secara baik dan benar lalu mengambil keuntungan secara ekonomis dari pertemuan tersebut.
Peserta pertemuan ini beragam sekali, tetapi mereka semua terhubung oleh satu hal, yaitu, orang-orang yang memiliki andil dan kepentingan dalam pariwisata Sumatera Selatan.
Ada mahasiswa dan dosen jurusan pariwisata, pengelola hotel, pemilik agen perjalanan, pegawai pemerintahan bidang ekonomi dan pariwisata, serta para pemilik usaha penyelenggara acara, dan tak lupa, para penulis artikel pariwisata di berbagai blog. Semuanya berkumpul menjadi satu demi pariwisata Sumsel yang lebih maju.
Mungkin kalimat terakhir di atas membuat anda eneg, tapi mohon dihargai, saya membuatnya berima, u-u.
Hari pertama diisi dengan perkenalan mengenai MICE, yang ternyata adalah kependekan dari Meeting Incentives Convention Exhibition. Dilanjutkan dengan cara menyelenggarakan MICE, mulai dari membuat proposal sampai penyajiannya kepada sponsor.
Meeting adalah rapat perusahaan, sementara Incentives adalah hadiah perjalanan wisata yang diberikan oleh sebuah perusahaan kepada karyawannya, Convention adalah pertemuan orang-orang dengan jenis pekerjaan serupa dari berbagai perusahaan, dan Exhibition adalah pameran.
Kementrian Pariwisata berharap dengan mengadakan pertemua mengenai MICE ini akan bisa menggugah pelaku dan pemilik kepentingan dalam pariwisata Sumsel sehingga akan menjadi aktif dalam memasarkan Sumsel sebagai daerah tujuan MICE.
Palembang hanya 1 jam perjalan udara dari Jakarta, setelah sampai di Palembang, dari bandara SMB II hanya diperlukan waktu 15 – 30 menit untuk tiba ke lokasi MICE yang tersedia di pusat kota Palembang, tawaran menarik bagi perusahaan yang berkantor di daerah Jakarta pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara yang bila hendak MICE ke Bogor atau Puncak memerlukan waktu 2 – 4 jam.
Akan menjadi penyegaran bagi mereka bila rapat kantor diadakan di Palembang, kapan lagi bisa meeting sambil makan pempek langsung di kota pempek. Dan juga akan menjadi kejutan menarik bagi karyawan yang berprestasi saat diberitahukan bahwa dia akan diberi hadiah liburan ke Palembang, tempat dimana dia bisa berfoto di jembatan Ampera, memetik daun teh di Pagaralam, dan berenang di danau Ranau.
Bagaimana dengan mengadakan pertemuan akbar MLM se-Indonesia di Palembang? bisa banget, sekalian jalan-jalan.
lalu, yang paling menarik adalah, mengadakan pameran, bagaimana dengan pameran otomotif terbesar di Asia tenggara di Palembang. Pada tahun 2015, Gaikindo Indonesia International Auto Show, pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara, diadakan di Makassar dan Surabaya, tahun 2016 ini hanya akan diadakan sekali di Jakarta pada bulan Agustus. Bagaimana bila GIIAS 2017 digelar di Palembang?
Sumsel berada dalam 10 besar provinsi dengan penjualan mobil terbanyak, Palembang sendiri menjadi pusat penjualan kendaraan untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan yang meliputi 5 provinsi di belahan selatan pulau Sumatera, dan saat ini tersedia penerbangan langsung ke Palembang dari Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya, mudah dijangkau oleh para pelaku bisnis otomotif dan penggemar otomotif di kota-kota tersebut.
Akan menjadi kesempatan yang besar bagi Palembang dan Sumsel bila GIIAS 2017 bisa digelar di Palembang, berbagai pemilik usaha di Palembang akan ikut merasakan aliran dana yang berputar di sekitar GIIAS, mulai dari penginapan, makanan dan minuman, angkutan, oleh-oleh, dan hiburan.
Agak bergidik membayangkannya, tapi siapa tahu mungkin terjadi, karena ada pasar otomoti yang besar di Sumsel dan tersedia tempat yang memadai di Palembang.
Setelah asyik berkhayal di hari pertama, di hari kedua para peserta diajak mengunjungi tempat-tempat yang potensial sebagai penyelenggara acara MICE, yaitu Ballroom Hotel Arya Duta, PSCC, dan Main Dining Hall di kompleks GSJ, diselingi dengan makan siang di restoran River Side, hari yang menyenangkan dan mengenyangkan.
Di hari itu juga saya menyadari bahwa acara MICE yang diselenggarakan oleh Kemenpar ini sendiri sebenarnya adalah acara MICE, sebuah Convention, yaitu pertemuan para pelaku dan peminat pariwisata di Sumsel, dan nampaknya Kemenpar hendak memberi contoh mengenai pengelolaan acara MICE melalui tindak tanduk mereka selama acara berlangsung, sehingga ilmu mengenai MICE yang didapat oleh peserta bukanlah melalui teks-teks yang dibicarakan di dalam ruang ball room, tetapi melalui pengamatan peserta mengenai jalannya acara MICE Kemenpar itu sendiri.
Kami bisa menyaksikan bagaimana bila pihak panitia penyelenggara MICE tidak siap dengan Sound System, bagaimana bila pihak pemilik venue tidak siap menerima tamu yang banyak, bagaimana bila komunikasi antara panitia dan pemilik venue tidak berjalan baik, dan hal-hal lain, Luar biasa.
Saat peserta diajak mengunjungi Wisma Atlet Jakabaring salah satu panitia dari Kemenpar sempat berbisik “inilah cara menyelenggarakan acara MICE, ada contoh baik dan buruknya”, entah semua ini sudah diatur atau memang terjadi diluar dugaan pihak panitia, tapi saya mendapatkan satu pelajaran, bahwa acara ini telah diselenggarakan dengan sangat baik, mengejutkan, dan memberi pelajaran.
Berguna sekali, semoga para peserta yang lain mendapatkan hikmah yang sama seperti yang saya peroleh. Mereka semua ujung tombak kemajuan pariwisata Sumsel.
Semoga Sumsel Berjaya melalui MICE.
Tiada kesan tanpa meninggalkan jejak di sini. Sekian.