Budaya
“Kebudayan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Kebudayaan banyak sekali macamnya.” – Mohammad Hatta.
“Seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.” – Koentjaraningrat
Berdasarkan dua kutipan dari dua tokoh di atas maka kebudayaan dapat dianggap sebagai segala sesuatu yang dihasilkan manusia dalam interaksinya dengan manusia lain dan lingkungannya. Segala hasil interaksi ini lalu membentuk kebiasaan yang akhirnya diwariskan ke generasi selanjutnya dan membentuk tradisi kebudayaan.
Sejarah
“Sejarah adalah perkara mengenai mempelajari manusia, Tindakan-tindakan, keputusan-keputusan, interaksi-interaksi,dan perilaku-perilaku.” – Fracesca Morphakis, kandidat PhD di Universitas Leeds.
“Sejarah adalah cabang ilmu penyelesai-masalah yang penting secara fundamental.” – Marcus Colla, Pengajar di Departemen Sejarah Eropa di Christ Church, Oxford.
“Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain.” – Mohammad Yamin.
Berdasarkan kutipan di atas maka sejarah adalah cabang ilmu yang mempelajari pengalaman manusia di masa lalu, baik berupa gagasan-gagasan maupun tindakan-tindakan melalui catatan-catatan yang sampai kepada orang di masa kini. Hasil dari pelajaran itu dapat dipergunakan untuk menjadi pertimbangan dalam menyelesaikan masalah di masa sekarang dan di masa depan.
Sejarah adalah bagian dari budaya karena gagasan-gagasan dan tindakan-tindakan manusia dipengaruhi oleh tradisi dimana mereka berada.
Warisan Budaya
“Warisan Budaya adalah warisan kita yang didapat dari masa lalu, yang hidup dengan kita hari ini, dan yang kita wariskan kepada generasi yang akan datang. Warisan budaya tradisi dan alam milik kita adalah hikmah dan sumber kehidupan yang tidak tergantikan.” -UNESCO
“Warisan budaya adalah semua jenis budaya, tradisi, benda, dan monumen yang kita warisi. Hal yang paling penting adalah berbagai perilaku, kegiatan, dan makna masa kini yang kita turunkan dari warisan budaya tadi.” – Universitas Massachusetts Amherst.
Berdasarkan kutipan di atas maka warisan budaya adalah semua hal yang kita warisi dari generasi sebelumnya yang mengandung kearifan lokal yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari di masa kini dan akan kita wariskan ke generasi selanjutnya.
Warisan berupa budaya dan alam ini bila hilang maka tidak akan bisa digantikan, karena itu warisan budaya harus dilestarikan.
Pelestarian Budaya
“Pelestarian warsian budaya merujuk kepada setiap tindakan yang diambil untuk memperpanjang masa hidup warisan budaya sembari memperkuat usaha menyebarkan nilai-nilai dan pesan-pesan warisan budaya yang penting. Dalam domain properti budaya, tujuan pelestarian adalah untuk memelihara karakteristik budaya dan bentuk fisik dari suatu objek untuk memastikan bahwa nilainya tidak menghilang dan bahwa warisan budaya ini akan berumur lebih panjang dari pada usia manusia yang terbatas.” – UNESCO Institute for Statistics, 2009 UNESCO Framework for Cultural Statistics and International Centre for the Study of the Preservation and Restoration of Cultural Property (ICCROM), Risk Preparedness: A Management Manual for World Cultural Heritage, 1998 and; UNESCO, Traditional Restoration Techniques: A RAMP Study, 1998.
Budaya harus dilestarikan dalam cara yang menempatkan dirinya sebagai pusat dalam setiap pertimbangan pengambilan keputusan.
Pariwisata saat ini adalah salah satu industry yang paling besar dan berkembang paling pesat di dunia. 29 persen ekspor jasa dunia datang dari industri pariwisata dan 1 dari 10 orang yang hidup saat ini bekerja di bidang pariwisata atau industri yang terkait dengan pariwisata.
Karena itu UNESCO menjalin kerjasama yang erat dengan organisasi wisata dunia UNWTO untuk membangun kemitraan antara warisan budaya dan pariwisata. Kerjasama antara warisan budaya dan pariwisata ini layak ditiru dan diterapkan di Kota Palembang.
Wisata Warisan Budaya
“Wisata warisan budaya adalah jenis kegiatan wisata dimana motivasi utama pelancong adalah untuk belajar, menemukan, merasakan, dan membeli produk-produk dan atraksi-atraksi budaya berbentuk benda dan tak benda yang tersedia di lokasi tujuan wisata.” – UNWTO (United Nations World Tourism Organization).
Menurut UNWTO, sekitar 4 dari 10 turis dunia dapat dikategorikan sebagai turis budaya atau melakukan perjalana wisata budaya. Angka 40% ini adalah angka yang besar dan menunjukkan potensi wisata budaya secara finansial.
Wisata warisan budaya dikembangkan dengan meletakkan warisan budaya pada posisi pusat dan industri wisata berada di sekitarnya. Dengan begitu, semua keputusan mengenai bagaimana wisata ini dikembangkan harus dilakukan dengan mengutamakan kelestarian warisan budaya.
Jika rencana pengembangan wisata yang akan diambil oleh pemerintah dan-atau swasta membuat keaslian dan keutuhan warisan budaya terancam maka keputusan itu harus diubah agar sesuai dengan nilai-nilai pelestarian. Jika penyesuaian itu tidak terpenuhi maka rencana pengembangan itu harus dibatalkan.
Dalam wisata warisan budaya, pelaku industri wisata dididik untuk menjaga kelestarian warisan budaya sehingga setiap keputusan yang mereka ambil akan menjaga kelestarian budaya dan memperkuat penyebarannya.
Pelaku pariwisata yang mengerti pentingnya warisan budaya juga akan bisa memberikan edukasi mengenai warisan budaya kepada turis-turis yang mereka layani.
Potensi Wisata Warisan Budaya Palembang
Usia Kota Palembang telah mencapai 1339 tahun dan membuatnya menjadi kota tertua di Indonesia yang terus menerus dihuni sejak pertama kali didirikan sampai saat ini.
Bersama usia yang terbentang panjang itu maka datang pula kekayaan pengalaman yang membentuk karakter Kota Palembang saat ini. Karakter ini unik dan khas Palembang, tidak akan ditemui di tempat yang lain, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara.
Keunikan itu akan diberikan di bawah ini.
Periode Sejarah Palembang
Pra-Sriwijaya: Palembang sebelum tahun 683 masehi,
Sriwijaya: Palembang antara 683 sampai 1150 masehi,
Paska-Sriwijaya: Palembang antara 1150 sampai 1350 masehi,
Kumpulan Koloni: Palembang antara 1350 sampai 1550 masehi
Kerajaan Palembang: Palembang antara 1550 sampai 1660 masehi,
Kesultanan Palembang: Palembang antara 1660 sampai 1823 masehi,
Pendudukan Belanda I: Palembang antara 1823 sampai 1942 masehi,
Pendudukan Jepang: Palembang antara 1942 sampai 1945 masehi,
Pendudukan Belanda II: Palembang antara 1945 sampai 1949 masehi,
Indonesia: Palembang antara 1949 sampai sekarang.
Sampai hari ini, Palembang memiliki sedikitnya 9 kurun waktu berbeda dalam hidupnya. Masing-masing kurun waktu ini memiliki ceritanya sendiri yang unik khas. Beberapa periode waktu bahkan masih bisa dilihat jejaknya dalam bentuk benda dan bangunan di dalam Kota Palembang.
Kekayaan periode sejarah ini tidak ada bandingannya dari kota lain di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.
Kekayaan Budaya Palembang
India
Orang India diduga telah masuk ke Palembang sejak sebelum masa Sriwijaya. Mereka membawa agama Hindu dan Buddha dan berbagai komoditas dagang.
Cina
Orang Cina telah masuk ke Palembang sejak sebelum masa Sriwijaya. Pendeta I-Tsing telah datang ke Palembang 12 tahun sebelum prasasti pendirian Sriwijaya ditegakkan di Kedukan Bukit. Palembang adalah mitra dagang utama Cina.
Arab
Orang Arab masuk ke Palembang diduga sejak abad ke 8 atau 9 masehi. Mereka membawa agama Islam dan berbagai komoditas dagang.
Melayu
Orang Melayu adalah penduduk asli Palembang, sesuai dengan bahasa yang dipergunakan dalam prasasti-prasasti Sriwijaya, yaitu bahasa Melayu.
Palembang bukan sekadar kota yang bercorak nasional, Palembang adalah kota yang bercorak internasional bahkan sejak awal masa hidupnya. Empat kebudayaan dunia dari barat dan timur sangat kental mewarnai kebudayaan Palembang dan masihd apat dilihat jejaknya sampai saat ini.
Budaya internasional itu dilengkapi pula oleh berbagai budaya nasional yang datang dari berbagai suku yang ada di Indonesia, seperti Komering, Pasemah, Ogan, Sekayu, Jawa, Bugis, dan lain-lain.
Potensi Wisata Warisan Budaya
Berikut ini beberapa jenis paket perjalanan wisata yang bisa dikembangkan di Palembang. Paket ini dikatakan bisa dikembangkan karena Palembang telah memiliki bahan mentahnya. Pengusaha paket perjalanan wisata tinggal mengolah bahan mentah itu untuk ditawarkan sebagai paket wisata khas Palembang. Paket wisata-paket wisata potensial itu diantaranya adalah:
Paket Wisata Berdasarkan Periode Waktu Sejarah,
Paket Wisata Berdasarkan Keragaman Etnik,
Paket Wisata Berdasarkan Keragaman Agama,
Paket Wisata Berdasarkan Keragaman Kuliner,
Paket Wisata Ziarah,
Paket Wisata Bangunan Masa Kolonial,
Paket Wisata Bangunan Keagamaan,
Paket Wisata Bangunan Tradisional, dan
Paket Wisata Pluralisme.
Manfaat Wisata Warisan Budaya
Pada tahun 2019 Indonesia mendapatkan kunjungan turis mancanegara sebanyak 16,3 juta orang dengan penghasilan devisa sebesar Rp 290 triliun. Dalam tahun yang sama jumlah kunjungan wisata yang dilakukan oleh orang Indonesia sendiri sebanyak 282,90 juta perjalanan dengan pengeluaran selama perjalanan sebesar Rp 307,35 triliun.
Jika bisa meraih 1 persen saja dari pengeluaran masing-masing kelompok turis ini maka Palembang bisa meraup 2,9 triliun dari turis mancanegara dan 3 triliun dari turis nusantara. Nilai total 5,9 triliun ini jauh lebih besar daripada target PAD Palembang pada tahun 2019 yaitu 1,3 triliun.
Jika mengikuti asumsi UNWTO bahwa sekitar 40 persen turis melakukan wisata warisan budaya maka nilai ekonomi segmen wisata warisan budaya tetap luar biasa besar, yakni 116 triliun dari turis Mancanegara dan 123 triliun dari turis Nusantara. Jika bisa mendapatkan 1 persen saja dari masing-masing kelompok maka Palembang akan meraih pemasukan 1,16 triliun dari turis mancanegara dan 1,23 triliun dari turis nusantara. Ketika dijumlahkan, nilai keseluruhannya tetap lebih besar daripada target PAD Palembang di 2019, yakni 2,39 triliun.
Bagi Masyarakat, secara finansial
Turis yang datang ke Palembang akan mengeluarkan uang mereka untuk menginap, makan dan minum, menyewa kendaraan atau menaiki kendaraan umum, dan membeli oleh. Semakin banyak turis yang datang ke Palembang maka akan semakin banyak masyarakat Palembang merasakan manfaatnya, mulai dari pekerja hotel dan restoran, pekerja toko oleh-oleh, pemilik homestay, dan lainya.
Bagi Masyarakat, secara sosial
Wisata warisan budaya, jika dilakukan dengan sesuai, akan mampu memastikan kelestarian warisan budaya yang ada di Kota Palembang. Warisan budaya ini penting karena merupakan identitas bagi masyarakat Palembang yang membuat mereka berbeda dari masyarakat kota lain di Asia Tenggara.
Identitas yang khas ini penting untuk dilestarikan karena mengandung banyak kearifan dan kejeniusan lokal yang sesuai secara sempurna dengan lingkungan Palembang dan membuat masyarakatnya mampu terus bertahan dan berkembang dari masa ke masa sampai hari ini.
Bagi PAD
Setiap pengeluaran turis yang datang ke Palembang akan dikenai pajak yang masuk ke dalam kas penerimaan daerah.
Peluang dan Kesempatan
Angka yang diberikan di atas tidak bisa diabaikan sebagai sesuatu yang mustahil karena sesungguhnya berada dalam jangkauan Palembang.
Palembang hanya berjarak 1 jam perjalanan dari Singapura yang memiliki bandara tersibuk ke-18 di dunia dan ke-9 di Asia dengan 68 juta orang yang hilir mudik di bandar udara Changi selama 2019. Palembang juga hanya 1 jam perjalanan dari bandar udara utama Indonesia Sukarno-Hatta yang pada tahun yang sama menerima 54,5 juta orang pengunjung.
Jika bisa menarik 0,01 persen saja dari keseluruhan orang yang hilir mudik di bandar udara Changi maka Palembang bisa mendatangkan 68 ribu turis, jauh lebih besar daripada jumlah aktual turis mancanegara yang datang ke Palembang selama 2019 yakni 16.068 orang (BPS Palembang).
Untuk mampu menarik turis dengan jumlah seperti di atas maka Palembang harus memberikan pengalaman yang berbeda dan khas. Pengalaman yang berbeda dan khas itu yang akan memaksa turis datang karena mereka menyadari bahwa pengalaman tersebut tidak akan mereka dapatkan di tempat lain, pengalaman itu hanya akan mereka dapat di Palembang saja.
Pengalaman yang berbeda dan khas yang bisa ditawarkan oleh Palembang kepada turis adalah kekayaan sejarahnya yang telah terentang selama 1339 tahun, sesuatu yang sulit dicari bandingannya di Asia Tenggara.
Sejarah yang panjang itu tercermin pada budaya dan makanan Palembang yang unik dan tidak ditemukan di tempat yang lain. Dua hal ini adalah kekuatan Palembang yang tidak dimiliki tempat lain di Asia Tenggara.
Sebagai penutup bagian ini, angka-angka yang dipergunakan di atas diambil dari tahun 2019 karena masa itu adalah tahun normal terakhir sebelum memasuki masa pandemik.
Penutup
Narasi wisata warisan budaya ini dibuat sebagai bagian dari usaha yang dilakukan untuk melestarikan berbagai warisan budaya yang ada di Palembang, baik yang berupa benda maupun yang tak benda.
Usaha pelestarian warisan budaya itu menempuh beberapa cara, salah satunya adalah melalui industri pariwisata.
Usaha pelestarian budaya memakai alat pariwisata untuk menghasilkan dana yang dapat dipergunakan untuk melakukan proyek-proyek pelestarian budaya.
Bentuk-bentuk dana yang dapat dihasilkan dari wisata warisan budaya dan berbagai jalan yang ditempuh oleh dana tersebut agar sampai pada usaha pelestarian budaya akan dibahas dalam tulisan lain.
Metode pemasaran yang dapat dipergunakan untuk meraih target kunjungan turis mancanegara dan nusantara seperti yang disebut di atas akan dibahas dalam tulisan terpisah.
Semoga setelah membaca narasi ini para pemangku kebijakan pariwisata dan pelaku pariwisata di Palembang dan Sumatera Selatan dapat memperoleh sudut pandang baru dalam melaksanakan kegiatan pariwisata yang lebih ramah kepada budaya-sejarah lokal dan usaha-usaha pelestariannya.