Skip to content
Menu
Kisah Kecil dari Palembang
  • Masa Lalu
  • Masa Kini
  • Gagasan
Kisah Kecil dari Palembang

Puntikayu, dari Pisang menjadi Pepaya

Posted on 28/05/202223/07/2022

Setelah tulisan tentang asal nama Hutan Wisata Punti Kayu dibagikan kemarin, muncul tanggapan yang mengatakan bahwa dalam bahasa suku Komering kata ‘Puntikayu’ berarti pepaya. Itu benar walau kata itu mengandung unsur pisang di dalamnya.

Tulisan pendek ini adalah usaha kami untuk memahami cara berfikir leluhur suku Komering di masa lalu sehingga mereka mampu membentuk kata ‘puntikayu’ untuk menyebut buah pepaya.

I.H. Burkill yang mencatat ragam hasil bumi di semenanjung Melayu pada dekade 1930-an mencatat bahwa di Bali buah pepaya disebut dengan nama ‘gedang castela’ yang dialih-bahasakan menjadi ‘spanish banana’, alias ‘pisang dari Spanyol’.

Penyebutan pepaya sebagai ‘gedang castela’ alias ‘pisang dari spanyol’ terjadi karena pepaya bukan buah-buahan asli Bali, dan juga bukan asli kepulauan Asia Tenggara. Pepaya adalah buah asing yang mereka tidak punya namanya sehingga harus diberi nama yang sesuai sebagai pembeda dari buah yang sudah ada.

Buah pepaya berasal dari benua Amerika bagian tengah, antara Meksiko atau Guatemala. Dari sana buah pepaya dibawa menyeberangi Samudra Pasifik menuju ke kepulauan Asia Tenggara oleh orang Spanyol. Pada masa sekitar pertengahan abad ke-16, tanah asal para penjelajah dan penjajah Spanyol ini berada dibawah kekuasaan kerajaan Castilla.

Saat buah pepaya memasuki Bali, warga setempat melihat buah asing tak dikenal ini dibawa oleh orang Castilla. Buah itu bentuknya panjang dan memiliki semacam pentil di ujungnya, mirip seperti pisang, hanya saja lebih gemuk. Karena ‘pisang’ dalam bahasa setempat adalah ‘gedang’ maka buah baru ini disebut ‘gedang’ dan untuk membadakannya dari gedang yang sudah ada maka penanda khusus diberikan.

Penanda yang dipilih adalah identitas orang-orang yang membawa gedang baru ini, yaitu orang dari Castela, alias kerajaan Kastila di Spanyol sekarang. Maka terbentuklah nama untuk buah asing yang baru ini, ‘gedang castela’, yaitu ‘buah pisang yang dibawa oleh orang Castela (spanyol)’.

Proses yang hampir mirip mungkin terjadi pula pada masyarakat suku Komering ketika mereka melihat pepaya untuk pertama kali. Mereka tidak memiliki kata untuk menyebut buah ini dan karenanya harus membentuk kata baru untuk menamainya.

Kata ‘Punti/pisang’ dipilih oleh orang Komering karena bentuknya yang paling mendekati dengan bentuk buah asing ini. Buah lokal lain seperti belimbing, durian, mangga, dan rambutan terlalu jauh berbeda. Tetapi bila hanya satu kata ‘punti’ saja maka penyebutan atas buah baru ini bisa tertukar dengan buah punti yang asli. Mereka butuh kata lain sebagai penegas identitas buah ini.

Mungkin awalnya orang Komering mengira bahwa punti yang baru ini juga tumbuh dari pohon yang sama seperti punti-punti lainnya, tetapi ketika mereka melihat sendiri pohonnya ternyata berbeda. Rupa dan warna pohon punti yang baru ini lebih mirip pohon kayu daripada pohon punti/pisang yang hijau. Maka dengan demikian terbentuklah nama untuk buah baru ini yaitu buah ‘puntikayu’, yang berarti ‘buah punti (pisang) yang berasal dari pohon kayu’.

Seiring berlalunya waktu, kata ‘punti’ dan ‘puntikayu’ diwariskan dari generasi ke generasi dan akhirnya dianggap sebagai dua kata yang tidak berhubungan. Ini terjadi karena generasi yang datang terkemudian menerima kedua kata itu dalam bentuk jadi dan menganggap keduanya adalah dua hal yang berbeda.

Demikianlah usaha kami untuk memahami cara terbentuknya kata ‘puntikayu’ dalam bahasa Komering. Diperlukan usaha yang lebih ilmiah oleh Balai Bahasa, BRIN, atau Jurusan Sejarah di kampus-kampus lokal Palembang untuk meneliti perkara ini. Tulisan pendek ini hanyalah pemantik saja.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Mengenai Robby Sunata
May 2022
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031  
« Mar   Aug »
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • October 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2023
  • November 2022
  • August 2022
  • May 2022
  • March 2022
  • February 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • May 2017
  • March 2017
  • January 2017
  • November 2016
  • October 2016
  • September 2016
  • August 2016
  • May 2016
  • March 2016
  • January 2016
  • November 2014
  • April 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • May 2010
©2025 Kisah Kecil dari Palembang | WordPress Theme by Superbthemes.com