Besok 20 Agustus 2022 akan diadakan lomba adu balap bidar di Palembang. Tempat pelaksanaannya di Sungai Musi, tepat di depan pelataran Kuto Besak. Biasanya akan disediakan tenda besar tempat sebagian warga menonton disana dan warga yang tidak kebagian akan memadati kedua tepi Sungai Musi, juga memenuhi Jembatan Ampera. Namun ada pula yang menonton lomba bidar dengan cara lama, yang lebih asik, dan bisa membuat ngantuk, yakni menyaksikan bidar dari atas perahu.
Bidar adalah perahu ramping dan panjang yang dipergunakan pendayung untuk berlomba adu cepat di atas air. Perahu yang terlibat biasanya memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebar sekitar 1 meter dengan awak kurang lebih 32 orang yang terdiri dari pendayung dan pemimpinnya. Tidak ada alat musik seperti pada pertandingan perahu naga maka si pemimpin pendayung yan berteriak menyemangati para anggotanya.
Pendayung yang bersemangat dan pemimpinnya yang berteriak menyemangati tentu saja akan seru bila disaksikan dari jarak dekat, dan itulah yang terjadi di masa lalu, lombanya di air maka menontonnya di air pula, bukan di darat.
Foto dari tahun 1933 menunjukkan sebuah perahu bidar yang sedang meluncur dengan perahu-perahu lain yang lebih pendek dan lebar di sekitarnya. Warga Palembang duduk di atas perahu-perahu itu dengan mata memandang ke arah perahu bidar yang lewat. Mereka pasti terpana melihat betapa kencang bidar itu bisa meluncur di hadapan mereka!
Pada foto yang lain nampak warga Palembang duduk dengan santai di atas perahu mereka, sebagian dengan membawa payung yang melindungi dari terik matahari. Perahu-perahu ini berbadan cukup lebar dengan lantai dak yang rapih dan rata sehinggga nyaman untuk diduduki.
Satu perahu bisa menampung cukup banyak orang, seperti dalam salah satu foto terdapat 6 orang dewasa dan 3 orang anak-anak dalam satu perahu seperti ini. Dalam foto lain, sebuah perahu terasa sangat lega karena hanya ada satu orang dewasa dengan dua orang anak kecil di atasnya.
Menonton balap perahu bidar dari atas perahu seperti ini pastilah sangat menyenangkan. Selain bisa melihat dari lebih dekat, duduk di atas perahu yang digoyang oleh ombak kecil Sungai Musi bisa membuat perasaan menjadi tenang, dan akhirnya membuat mata mengantuk, rasanya seperti bayi yang sedang diayun dalam buaian yang tergantung di rumah.
Tradisi menyaksikan bidar dari atas perahu masih ada sampai hari ini, namun tidak seramai di masa lalu. Beberapa pemilik perahu di daerah Jakabaring menyatakan bahwa perahu mereka telah disewa untuk menonton bidar pada tanggal 20 dan 21 Agustus besok.
Semoga makin banyak lagi warga Palembang yang menonton bidar dari atas perahu, selain lebih seru, pemandangannya juga akan lebih semarak, karena Sungai Musi dipenuhi oleh perahu berbagai macam ukuran dan warna. Pasti akan cakep sekali.