Hari kamis 30 Januari 2025 kami mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan apa yang kami pikirkan tentang Jembatan Ampera secara langsung kepada teman-teman di dalam pemerintahan.
Hadir perwakilan dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumsel, Asisten II Walikota Palembang, Dinas Kebudayaan Kota Palembang dan Dinas Pariwisata Kota Palembang.
Dalam kesempatan itu kami sampaikan bahwa idealnya Menara Jembatan Ampera tidak dibuka untuk umum. Sebagai aikon kota dan pusat perhatian, seharusnya semua orang memperhatikan Ampera, bukan sebaliknya, orang-orang dibuat berkumpul di Ampera untuk melihat hal lain di sekitarnya.
Solusi untuk penutupan ini adalah dengan membangun tempat lain yang menawarkan pengalaman serupa dengan menaiki Menara Jembatan Ampera.
Untuk mempertegas statusnya sebagai aikon dan penanda kota, Pemerintah kota Palembang sebaiknya menyiapkan satu atau dua tempat khusus untuk turis yang hendak mengambil foto Jembatan Ampera, agar hasil foto mereka maksimal.
Selain sebagai titik mengambil foto, tempat ini akan dilengkapi dengan ruang galeri yang memajang foto-foto terkait jembatan Ampera dari masa lalu dan masa sekarang. Galeri ini akan dilengkapi dengan gawai kacamata virtual reality. Orang yang memakai kacamata ini akan bisa melihat pemandangan kota Palembang dari ketinggian Menara Jembatan Ampera, sehingga seolah-olah mereka berada langsung di atas Menara Jembatan Ampera.
Dengan demikian, dalam satu titik tersedia tiga layanan bagi masyarakat, 1. Tempat berfoto; 2. Galeri; dan 3. Wahana 3 dimensi memakai kacamata. Untuk menikmati tiga layanan ini Masyarakat akan membayar sejumlah uang. Pemasukan ini yang akan menjadi kontribusi Jembatan Ampera bagi PAD kota Palembang.
Dua spot foto ini bisa dibangun di daerah sekitar Kelenteng Dewi Kwan Im 10 Ulu dan di Halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Turis yang datang sebelum tengah hari disarankan mengambil foto Ampera dari Kelenteng Dewi Kwan Im 10 Ulu, ketika sinar matahari pagi jatuh ke badan Jembatan Ampera. Turis yang datang setelah tengah hari diarahkan untuk berfoto dari halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, ketika sinar matahari senja menyinari Jembatan Ampera.
Namun bila dipaksakan menjadi destinasi wisata, maka kompromi yang kami sarankan adalah agar Menara Jembatan Ampera dibuka secara terbatas, hanya untuk orang-orang tertentu saja.
Menara Jembatan Ampera akan menjadi destinasi wisata premium, yang menawarkan pengalaman Istimewa karena statusnya sebagai struktur bersejarah kelas nasional. Keistimewaan itu hanya tersedia untuk orang-orang Istimewa pula, presiden, Menteri, kepala Lembaga setara menteri, kepala daerah, mahasiswa dan siswa berprestasi yang mengharumkan nama kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan, baik dari sisi akademik, seni, maupun olahraga.
Selain dari yang telah disebutkan di atas, orang lain juga bisa menikmati keistimewaan pengalaman di ketinggian Menara Jembatan Ampera dengan nilai uang yang Istimewa pula. Bersama nilai uang yang Istimewa itu, mereka akan mendapatkan pengalaman yang tinggi. Mereka bisa menikmati pengalaman naik ke Menara Jembatan Ampera dalam kelompok kecil tanpa perlu berdesak-desakan, menunggu di ruangan khusus, lalu diarahkan oleh pemandu wisata berlisensi, dijamin keamanannya oleh polisi pariwisata, dan dijaga kesehatannya oleh petugas dari dinas Kesehatan.
Naik ke atas Menara Jembatan Ampera akan menjadi pengalaman yang mahal, yang tidak bisa dinilai dengan uang yang dikeluarkan. Dan pengalaman mahal ini akan menjadi kebanggaan bagi yang telah membelinya.
Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan Kota Palembang akan menggelar kuis secara rutin via akun media sosial mereka. Orang yang memenangkan kuis itu akan mendapatkan kesempatan untuk naik ke Menara Jembatan Ampera.
Kesempatan terbuka untuk semua orang untuk naik ke atas Menara Jembatan Ampera, tinggal dipilih sendiri caranya, sesuai kemampuan masing-masing.
Inilah kompromi yang kami sampaikan kepada teman-teman di Pemerintahan Kota Palembang. Semoga masukan ini bisa dipertimbangkan.
Terakhir, harapan kami tentu saja, Menara Ampera hanya dibuka untuk pekerjaan perawatan saja dan tertutup untuk umum. Hanya dibuka secara terbatas setahun sekali saat dia berulang tahun dan hanya warga Palembang yang terbaik yang bisa naik.