Skip to content
Menu
Kisah Kecil dari Palembang
  • Masa Lalu
  • Masa Kini
  • Gagasan
Kisah Kecil dari Palembang
Bukit Seguntang

Alfred Russel Wallace dan Penunggu Bukit Seguntang

Posted on 04/05/202304/05/2023

Alfred Russel Wallace adalah tokoh kesohor teori evolusi yang pernah menghabiskan waktunya di Palembang dalam pertengahan abad ke-19. Dalam waktunya yang singkat itu dia sempat berkunjung ke Bukit Seguntang dan bertemu penunggunya.

Bukit Seguntang saat ini dianggap sebagai tempat yang penting dalam sejarah Palembang dan dianggap keramat oleh banyak orang, tapi sayangnya tidak banyak kisah tertulis yang bisa dijadikan sandaran ketika bicara tentang masa lalu Seguntang. Karena itu, tamasya yang dilakukan oleh Wallace ke bukit ini menjadi sumber informasi yang penting untuk melengkapi linimasa sejarah Bukit Seguntang.

Wallace sendiri sedang berada dalam masa akhir perjalanannya di kepulauan Melayu. Dia tiba di Palembang pada 8 November 1861 untuk mengumpulkan contoh hewan eksotik dari bagian selatan pulau Sumatera. Selama di Palembang dia sempat berkunjung ke Bukit Seguntang, Talang Lorok di dekat Palembang, dan ke daerah Rambang yang berada lebih jauh ke barat dari ibukota.

Selama kunjungan singkatnya ke Bukit Seguntang, si naturalis ulung ini mendapatkan kesan yang unik, terutama dari penunggunya.

Saat itu Wallace sedang menjajaki daerah-daerah di dekat Palembang, dia sedang mencari tempat dimana dia dapat bekerja mengumpulan koleksi serangga. Dari warga setempat dia mendapatkan informasi mengenai sebuah bukit dengan pepohonan lebat yang dianggap suci oleh warga Palembang. Letaknya sekitar 5 kilometer di sebelah utara.

Penampakan Bukit Seguntang dari Menara Air, Palembang.
Penampakan Bukit Seguntang dari Menara Air, Palembang sekitar tahun 1930-an. (KITLV)

Berdasarkan informasi itu Wallace lalu berangkat ke Bukit Seguntang. Setibanya disana, dia melihat sebuah bukit kecil yang ditumbuhi oleh pepohonan besar yang bagus dan teduh. Jarak bukit ini dari kota Palembang sekitar 5 kilometer dan berada di sisi sebelah barat laut kota yang berada di tepi Sungai Musi ini. Namun bukan itu yang membuat Wallace terkesan, yang membuat dia terkesan adalah pertemuannya dengan penunggu hutan Bukit Seguntang.

Apakah itu yang menghuni Bukit Seguntang?

Hutan Bukit Seguntang ini rupanya dihuni oleh sekelompok tupai. Tupai-tupai ini setengah jinak. Mereka hidup di atas pepohonan tetapi akan turun untuk mengambil makanan. Wallace menawarkan beberapa potongan roti dan buah-buahan dengan meletakkannya di atas telapak tangan. Melihat itu, segera saja para tupai turun dari pohon, mereka bergerak lalu berhenti dengan hati-hati seperti seekor tikus tetapi dengan mata yang besar, lalu menghampiri telapak tangan Wallace, mengambil makanan, lalu secepat kilat kembali naik ke pepohonan.

Hal ini rupanya membuat Wallace terkesan. Menurutnya orang Melayu memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan dan hewan liar sehingga hewan liar bisa berani berada dekat dengan manusia. Dia membandingkan hal itu dengan situasi di kampung halamannya di Inggris. Disana, jika melihat tupai di dekat rumah maka anak-anak akan segera mengejar dan mengincar tupai-tupai ini memakai ketapel lalu menangkapnya untuk dimasukkan ke dalam kandang.

Bukit Seguntang
Bukit Seguntang medio 1980-an. (Sumber: Retno Purwanti, BRIN)

Hal berbeda terjadi di Bukit Seguntang, orang Melayu membiarkan tupai hidup di lingkungan mereka sehingga tupai ini tidak merasa terancam ketika berada di sekitar manusia.

Wallace menggambarkan bahwa tupai-tupai di Bukit Seguntang hidup di pepohonan. Tubuh mereka memiliki tiga warna yakni abu-abu, kuning, dan cokelat. Ketika berjalan, ekornya berdiri tegak dan mereka selalu dalam keadaan yang waspada tetapi berani mendekati manusia untuk mengambil makanan yang ditawarkan.

Tupai merah Seguntang
Kurang lebih seperti inilah penampakan tupai yang dilihat oleh Wallace saat dia berkunjung ke Bukit Seguntang di tahun 1861.

Inilah penunggu Bukit Seguntang yang membuat Wallace terkesan. Selama berada di sana Wallace sama sekali tidak menyebut mengenai adanya makam di Bukit Seguntang.

Inilah pertemuan tak terduga antara walace dengan kawanan tupai di Bukit Seguntang. Tulisan ini disarikan dari buku kisah perjalanan Wallace ke dunia Melayu. Selain ke Bukit Seguntang, selama di Palembang dia juga sempat berkunjung ke Rambang yang dikisahkan disini dan ke Talang Lorok yang kisahnya bisa dibaca disini.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk para pembaca.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Mengenai Robby Sunata
May 2023
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Nov   Jun »
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • October 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2023
  • November 2022
  • August 2022
  • May 2022
  • March 2022
  • February 2022
  • January 2022
  • December 2021
  • August 2021
  • July 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • May 2017
  • March 2017
  • January 2017
  • November 2016
  • October 2016
  • September 2016
  • August 2016
  • May 2016
  • March 2016
  • January 2016
  • November 2014
  • April 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • May 2010
©2025 Kisah Kecil dari Palembang | WordPress Theme by Superbthemes.com